Kamis, 16 Juli 2009

Kisah Menarik : Nasehat Buat Suami

Kau Tak Sebebas Merpati

Penulis : Aini Mardiyah
===========


Segala puji padaMu, Ya Rabbi

Atas rahmat hari ini

Terlabuh sudah cinta suci sejati dari hati

Janji telah terucap, akad telah terkhitbah

Tuk bersama jalani hari

Ya Allahu Rabbi, bimbinglah kami dalam menempuh hidup ini

(Terlabuhkan – Seismic)

Bagaimana pun, pernikahan adalah sesuatu yang sakral, sebuah amanah dari Illahi. Dipertemukannya antara laki–laki dan perempuan dalam satu ikatan bukanlah hal yang main–main, melainkan ikatan tersebut harus dijaga kekokohannya hingga Ia kembali memisahkannya di antara keduanya. Ikatan yang harus senantiasa terpelihara atas dasar kecintaan kepada Pencipta, ikatan yang tak sekedar sebagai penghalal hubungan antara keduanya semata, melainkan sebuah usaha untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya, Sang Pemilik Cinta. Sebuah ikatan yang terjalin dan diharapkan dapat bernilai ibadah.

Bernilai ibadah berarti segala sesuatu yang dilakukan berada dalam aturan Allah, bernilai ibadah berarti apa–apa yang dihasilkan daripadanya adalah semata–mata hanya untuk Allah, tak ada alasan selain itu. Maka, apa–apa yang dilakukan dan dihasilkan tersebut harus senantiasa terjaga dan terpelihara. Hal ini erat kaitannya sikap–sikap yang dimiliki oleh para pasangan setelah menikah. Menikah berarti masing–masing telah siap untuk lebih menjaga diri, menjaga perasaan pasangannya meski ia telah mengetahui sejauh mana batasannya.
***
Jagalah Istrimu, Jaga Hatinya

Ketika itu, ada sepasang suami–istri yang tengah jalan–jalan sore di sepanjang jalan pertokoan di sebuah kota, sang suami menggandeng tangan sang istri sebagai bentuk penjagaan. Tak lama kemudian, keduanya tak sengaja bertemu teman perempuan si suami, yang diselidiki ternyata mereka sempat dekat dulu. Sang istri tak menampakkan wajah yang buruk di depan teman suaminya tersebut kala itu, dengan ramah sang istri menyalaminya. Melihat sang istri tak menampakkan sebuah respon negatif terhadap pertemuannya dengan "kawan lamanya" itu, sang suami pun tidak risih membuka obrolan ini dan itu.

Selang beberapa waktu, timbulah shock dalam hati sang istri, betapa ia lihat suaminya tadi dengan akrab ngobrol tanpa memikirkan perasaannya, terlebih yang diajak ngobrol adalah "kawan lamanya". Lalu, apa yang dilakukan sang suami? Sang suami hanya menganggap hal itu biasa–biasa saja, tak ada yang istimewa, sebab sikap sang istri tidak berubah kepadanya. Tapi, pernahkah ia memikirkan apa yang dirasakan oleh istrinya? Ya, semoga kita dapat mengambil ibrah dari peristiwa tersebut. Dalam peristiwa lain, ada seorang istri yang kerap kali mendapati suaminya ber–SMS ria dengan sang "kawan lama".
Astaghfirullah...

Akhi, bukankah istrimu juga manusia layaknya dirimu? Yang memiliki kecenderungan untuk berbuat salah dan besar kemungkinan untuk berburuk sangka? Maka, jagalah istrimu, jagalah hatinya! Jangan biarkan ia berburuk sangka atas kelalaianmu dalam menjaganya, jangan biarkan ia menempuh dosa.
***
Dan Kau Tak Sebebas Merpati

Menjaga istri berarti menjaga tingkah laku agar tak menyakiti hati si dia. Jadi, jangan sekali–kali menempatkan dirimu pada posisi ketika dirimu sebelum menikah. Hal ini yang kemudian terkadang dilupakan oleh sebagian pasangan muda, mengingat usia masih sangat muda sehingga sah–sah saja.

Bagi mereka yang masih lajang, persiapkanlah dirimu sebaik–baiknya! Mumpung masih lajang, raihlah ilmu sebanyak–banyaknya! Matangkanlah usiamu ketika berani untuk menginjak ke marhalah cinta selanjutnya. Bukannya tidak setuju dengan nikah dini, bagi yang siap silahkan. Hanya ingin menegaskan, bahwa kau tak akan sebebas merpati lagi jika sudah menikah nanti.

Sebelum menikah, ada kebutuhan–kebutuhan dalam rangka meningkatkan kualitas diri yang akan leluasa didapatkan oleh mereka yang masih lajang, hingga seorang guru pun menegaskan ketika sang binaan mengajukan "proposal" kepadanya, bahwa bisa jadi amalan–amalan yang selama ini kita giatkan akan berkurang intensitasnya ketika kita sudah menuju ke sana karena yang menjadi konsentrasinya adalah urusan domestik yang sangat membutuhkan perhatian.

Jika sudah menikah nanti, maka kita tidak akan sebebas merpati. Tak sebebas merpati berarti kudu jaga sikap, jaga perasaan pasangan, dan kudu jaga segalanya, agar bahtera rumah tangga yang kita bangun menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah.

sumber : kotasantri.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Kisah Menarik : Suami Yang Mudah Terpancing Emosi

Suami yang Mudah Terpancing Emosi
oleh M. Arif As-Salman
----------------------

Beberapa hari yang lalu dalam suatu kesempatan seseorang bercerita pada saya tentang curhat seorang temannya. Kisah yang begitu membuat hati saya terenyuh dan larut dalam kesedihan. Saya tidak bisa berbuat banyak untuk membantu, apalagi usia pernikahan saya yang masih muda belum membuat saya berani untuk memberikan saran dan masukan. Namun rasa peduli dan iba yang muncul dalam hati membuat saya ingin mencoba untuk sedikit berbagi pengalaman.

Ia bercerita, “Rahma-nama samaran- adalah seorang wanita yang tidak berlatar belakang pendidikan agama (pesantren). Ia dinikahi oleh seorang pria yang di kampungnya dikenal sebagai seorang ustadz yang sangat ramah dan berpengetahuan luas dalam hal agama. Awalnya Rahma sangat berharap akan hidup bahagia dengan menjadi istri bagi seorang ustadz yang sangat dikagumi dan dihormati oleh masyarakat di kampungnya.

Dan memang, sebelum dia dipersunting oleh sang ustadz, dia sangat simpati pada ustadz tersebut karena disetiap pengajian dan ceramah yang disampaikannya, mampu menyejukkan hati para pendengarnya, dan dia mengira dan berharap sang ustadz akan mengamalkan semua apa yang disampaikannya pada masyarakat.

Pernikahan mereka baru berusia tiga tahun, namun selama ini rahma merasa seolah-olah ucapan dan sikap sang suami sangat berbeda. Ketika di luar rumah, sang suami kelihatan ramah, lembut, dan sangat penyayang, sehingga masyarakat sangat menghormatinya. Namun sebaliknya, ketika di rumah, sang suami bersikap keras dan sangat mudah terpancing emosinya.

Hati Rahma sangat terpukul ketika suaminya berkata kepadanya, “Dasar istri (maaf) anjing.” Ketika mendengar kata-kata itu perasaan Rahma sangat terpukul dan merasa sedih sekali. Gara-garanya rahma mengkritik sang suami dengan berkata, "Ketika ceramah kamu berkata begini dan begitu, namun giliran di rumah kamu selalu menghardik dan berkata kasar kepada istri.”

Menurut Rahma, walaupun dia tak tahu banyak soal agama, namun dia tahu bagaimana seharusnya sikap seorang suami kepada istrinya. Awalnya rahma berharap, suaminya akan memperlakukannya dengan lemah lembut, mengecup keningnya, mengucapkan salam dan menanyakan kabar istri ketika masuk rumah, menolong pekerjaan istri, dsbnya, sebagaimana cerita indah pasangan suami istri para sahabat nabi, terutama Rasulullah. Namun seolah-olah itu hanya tinggal impian belaka.

Selama ini dia merasa sudah melakukan tugasnya dengan baik sebagai seorang istri dan ibu, walaupun masih ada beberapa kekeliruan dan kesalahan kecil yang sebenarnya masih bisa ditegur dengan cara baik-baik. Dia merasa, sikap suaminya tersebut bukan malah menyadarinydari kesalahan-kesalahannya, namun malah menambah sakit hati pada sang suami.”

Saya bisa maklum bahwa pernikahan tidak selalu bahagia. Ada saat dimana gejolak dan benturan-benturan mencoba mengolengkan bahtera rumah tangga. Namun sesulit apapun kondisi yang menghadang, jika dihadapi dengan pikiran jernih, hati yang bersih, dan azam yang kuat, cepat atau lambat jalan keluar akan nampak juga.

Belajar dari kisah Rahma diatas ada hal penting yang patut kita perhatikan, terutama bagi yang ingin menikah, bahwa sangat penting sekali sebelum melangkah pada jenjang pernikahan seseorang harus tahu dan mengenal watak, karakter, dan pribadi orang yang akan ia jadikan teman hidupnya.

Umpama seseorang akan melakukan perjalanan jauh, ia harus bijak dan pandai memilih kawan agar tidak sengsara dalam perjalanan nantinya. Memilih kawan yang jujur, amanah, se-ide, dan berhati baik. Dalam upaya untuk mengenal lebih jauh kepribadian calon pasangan tetap harus dalam koridor syar`i dan bukan dengan cara pacaran yang banyak digandrungi muda-mudi saat ini yang cenderung membawa pada kemudharatan dan pelampiasan syahwat sesaat.

Terkadang, sebagian orang terlena dengan penampilan sesaat yang cukup mengesankan, namun di dalam diri orang tersebut ada sikap tidak baik yang berusaha ia tutupi dari orang lain. Ibarat seseorang yang menjadi artis, dalam film ia begitu anggun, berjilbab, sopan, ramah, ya begitu memikat hati, menjadi idola, dan kebanggaan banyak orang. Tapi di luar film, dalam keseharian, banyak prilakunya yang jauh dari tuntunan agama.

Dalam upaya mengenal kepribadian calon pasangan, jalan yang bisa kita tempuh adalah: Pertama, dengan meminta petunjuk pada Allah melalui shalat Istikharah dan shalat Hajat. Allah yang Maha Mengetahui akan menunjukkan jalan dan memberikan ketenangan kepada hati terhadap pilihan kita.

Kedua, dengan meminta tolong pada pihak terdekat dengan calon, seperti kedua orang tuanya, saudara/inya, teman-temannya, dllnya. Atau dalam istilah lain bermusyawarah dengan mereka tentang pribadi calon tersebut. Menanyakan kesehariannya, kebiasaannya yang positif dan negatif, prilakunya, wataknya, dan seterusnya. Sehingga itu menjadi pertimbangan sebelum menjatuhkan pilihan.

Apabila kita sudah istikharah, hati merasa mantap, dan setelah bermusyarah hati semakin yakin, insya Allah teruslah melangkah, itu menjadi petunjuk bahwa pilihan tersebut adalah yang tepat dan sesuai saat ini.

Walau nanti setelah berumah tangga akan ada masalah yang terjadi itu adalah hal yang wajar. Karena ibarat kita mengarungi samudera yang luas, tidak selamanya akan tenang, akan ada ombak yang akan mencoba menggoncang bahtera rumah tangga. Sehingga setiap individu diharapkan untuk tetap berpikiran jernih, berbaik sangka, dan tenang walau dalam kondisi sesulit apapun.

Ketika terjadi konflik dalam rumah tangga, suami suka berkata kasar dan menyakiti hati istri, ada dua faktor yang mungkin menjadi pemicu;

internal dan eksternal. Internalnya adalah istri, ia harus melakukan introspeksi diri. Bagaimanapun juga hal itu harus dilakukan denganpikiran yang jernih dan keinginan yang jujur. Apakah selama ini kata-kata dan sikapnya pernah melukai dan menyinggung hati suaminya. Jika setelah diteliti hal itu tidak ia temukan, dan istri merasa yakin bahwa sikapnya selama ini masih wajar dan tidak berlebihan, maka pemicunya mungkin berasal dari eksternal, yaitu suami.
Sebagai seorang istri yang menginginkan kebaikan dan keutuhan rumah tangga ia harus mencoba bertanya pada suaminya dengan tenang, sabar dan lembut, melalui lisan (langsung) atau tulisan jika secara lisan tidakmemungkinkan. Apa yang menjadi penyebab sikap suaminya begitu kasar. Apakah selama ini ia telah berlaku tidak baik, tidak sopan, dan tidak menyenangkan. Apa saja sikapnya yang tidak disukai suami selama ini. Jika suami mengatakan ada, dan ia menyebutkan, maka minta maaflah padanya, dan berjanjilah untuk segera merubahnya.

Namun jika setelah ditanya secara jujur ia mengatakan tidak ada, barangkali sang suami sedang menghadapi permasalahan, baik itu pribadi atau dengan orang lain.

Untuk hal ini coba dengan baik-baik menanyakan pada suami. Dan utarakan bahwa apa yang menjadi beban suami, juga menjadi bebannya, dan katakan bahwa ia akan selalu siap, setia, dan membantu segala kesulitan suaminya.

Bila suami enggan untuk memberi jawaban/bercerita, cari tahulah orang terdekat dengannya, mungkin orang tua, saudara/i dan lainnya. Orang yang ia segani dan ia dengar kata-katanya. Coba tanyakan pada orang tersebut adakah suaminya bercerita tentang dirinya/rumah tangganya atau permasalahannya, jika tidak ada, coba utarakan pada orang terdekat itu kondisi yang kini tengah ia hadapi dengan suaminya dan meminta tolong untuk menyelesaikan permasalahan itu. Baik secara person atau mempertemukan kedua belah pihak untuk mendamaikan.

Dibawah ini ada kiat-kiat untuk meraih kasih sayang dan melunakkan hati suami :

1. Selalulah berdoa pada Allah agar diberikan ketabahan terhadap ujian yang tengah menimpa rumah tangga, memohon pada Allah agar menjaga keutuhan rumah tangga, meminta ampun atas dosa-dosanya dan dosa-dosa suaminya, dan memberi petunjuk pada suaminya untuk merubah sikapnya.

2. Sekali-kali (jika sering sangat baik), bangunlah di malam hari untuk berdoa pada Allah seusai shalat Tahajud, dan alangkah indahnya ketika seorang istri berdoa di keheningan malam dengan deraian air mata tulus di hadapan Allah, berdoa untuk keutuhan keluarga dan kebaikan suaminya. Apalagi kalau hal itu tanpa ia sadari diketahui suaminya, dengan izin Allah, suami akan terharu, meneteskan airmata, dan menyadari kekeliruannya.

Sedikit cerita dari seorang teman saya dari Yaman. Kisahnya tidak jauh beda dengan Rahma.

Sang istri tersebut selalu bangun tengah malam sendiri. Dalam shalat dan doanya ia menangis panjang dan hal itu tanpa ia sadari diketahui oleh suaminya. Suaminya terharu, ikut menangis, dan sejak saat itu kehidupan rumah tangganya menjadi harmonis, sakinah dan penuh mawaddah.

3. Bagaimanapun kasar dan kerasnya perlakuan suami, cobalah untuk tetap tenang, sabar dan tersenyum. Selalu memberikan perhatian tulus dan pelayanan terbaik pada suami. Yakinlah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kesabaran hamba-Nya. Dan yakinlah bahwa hati yang keras suatu saat akan luluh juga dengan keistiqamahan kita dalam kebaikan.

4. Berilah selalu penghormatan yang tulus. Mudah tersenyum. Berikan perhatian tulus pada suami, tanyakan apa keinginannya, lakukan apa yang ia perintahkan, sambut mesra ketika ia pulang ke rumah, dan tanya keadaannya.

Jika ia bekerja di luar rumah, secara rutin, teleponlah ia, tanyakan kabarnya, kesehatannya, sudah makan, sedang apa, dsbnya.

5. Jangan bosan untuk mengatakan, “Aku cinta padamu”, “Aku rindu padamu kanda”, “Dinda sayang pada kanda.” Dan ungkapan-ungkapan mesra lainnya.

6. Sekali-kali ajaklah ia berjalan-jalan/bertamasya, dalam perjalanan itu katakanlah dengan tulus sambil menggenggam erat tangannya, “Kanda aku sangat mencintaimu, seperti seorang bidadari sorga yang mencintai suaminya”. “Kanda aku bahagia hidup bersamamu”, dan kata-kata mesra lainnya.

7. Selalulah berhias di hadapannya, gunakan parfum yang ia sukai, ya selalulah tampil anggun, bersih dan rapi ketika bergaul dengannya. Buatlah diri selalu menarik di hadapannya, rawatlah selalu kesegaran dan kecantikan wajah serta tubuh. Jika ia berada dirumah jadikan hatinya paling senang jika berada di rumah, buatlah rumah senyaman mungkin dengan tata ruang yang manis, rapi, dan indah menawan.

8. Sekali-kali candailah ia, ajak ia tertawa dan bawakan cerita-cerita yang membuatnya tersenyum dan terhibur. Pujilah ia, hargai pendapatnya dan berikan ia dorongan ketika ragu untuk melangkah pada kebaikan. Semangati ia bahwa ia akan selalu ada disampingnya.

9. Jika ia salah dan keliru, mudahlah memberi maaf dan balaslah dengan kebaikan. Jangan egois dan selalu mementingkan keinginan sendiri. Terbukalah padanya, jangan menutup-nutupi sesuatu darinya . Jangan langsung marah jika menemukan sesuatu yang tidak disukai darinya. Tetapi ajaklah ia berdiskusi, dan mintalah saran, dan pendapat darinya. Dan berilah pengertian kepadanya bahwa apa yang dilakukannya akan berdampak buruk bagi keutuhan kehidupan berumah tangga.

10. Jika ia butuh bantuan, segeralah memenuhinya. Jadilah orang yang selalu perhatian terhadap kebutuhannya.

Dan sangat banyak hal lainnya yang bisa dilakukan. Tak lupa juga untuk membaca kisah-kisah istri teladan yang telah mengharumkan sejarah. Sebagai seorang hamba Allah kita harus tetap sabar, tenang, berbaik sangka, optimis, dan yakin bahwa seberat apapun ujian dan kesulitan yang menimpa seorang hamba, Allah juga telah menyiapkan jalan keluarnya. Semua itu merupakan medan ujian guna meningkatkan kualitas iman dan ladang amal untuk memanen pahala. Kita harus selalu percaya bahwa Allah selalu beserta hamba-Nya yang sabar dan tawakal dalam menjalani hidup dan selalu memohon pertolongan-Nya.

Semoga tulisan yang sederhana ini memberi manfaat buat kita semua, insya Allah.

Wallahu a`lam bish-showab.

Salam dari Kairo,



sumber : eramuslim.com

Kisah Menarik : Pengelolaan Uang

Deni sedang kesulitan keuangan, begitu kata teman-temannya. Kok tahu? Karena setiap kali kekurangan uang, Deni selalu sibuk meminjam uang sana sini. Beberapa temannya ada yang menolak karena setiap bulan dia meminjam uang. Memang, setelah gajian pasti dibayar sih, tapi beberapa hari kemudian pinjam lagi. Lama kelamaan, teman-temannya merasa keberatan. Kalau sudah demikian, maka Deni sibuk mencari-cari siapa yang dapat meminjamkan uangnya.

Akhirnya Deni mendapatkan juga uang yang dibutuhkannya dari pinjaman seorang office boy. Sebenarnya Deni malu. Uangnya sudah habis padahal baru tanggal 16. Dia sudah tidak punya uang lagi untuk naik kereta ke kantor dan untuk biaya makan. Ketika dia sedang berkeluh kesah dan bingung, tiba-tiba office boy menawarkan uangnya. Dia tidak sampai hati melihat Deni kesulitan. Deni tadinya menolak karena malu. Masa staff meminjam uang dari office boy? Tapi orang tersebut benar-benar rela ingin membantunya, sehingga akhirnya Deni menerima bantuannya.

Dalam hati kecilnya, Deni merasa sangat malu. Malu sekali!. Tapi Deni terpaksa menerimanya, dia benar-benar tidak punya uang. Keesokan harinya dia ingin mencari office boy tersebut dan mengajaknya berbincang-bincang. Deni penasaran. Mengapa office boy tersebut bisa punya uang lebih dan bahkan bisa meminjamkan uangnya kepada Deni? Bukankah gaji Deni lebih besar? Mereka sama-sama masih bujangan, belum menikah. Tapi mengapa office boy tersebut bisa menyimpan uang sedangkan Deni selalu kehabisan uang? Kok bisa? Apa kuncinya?

Siangnya Deni baru mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dan bertukar pikiran. Office boy itu memang sangat istimewa. Dia paling rajin bekerja. Paling tuntas mengerjakan semua tugasnya. Tidak pernah terlambat masuk kerja. Padahal kalau dilihat penampilannya, sepertinya biasa saja. Orangnya sederhana, agak kurus dan sopan, tapi tidak terkesan menjilat.

Sambil makan siang bersama di warung sebelah, Deni mulai menggali kunci sukses menyimpan uang yang dilakukan office boy tersebut. "Bagaimana caranya sih, kok bisa mempunyai uang lebih? Gaji saya selalu habis setelah tengah bulan." Deni membuka percakapan.

Office boy tersebut mulai bercerita. "Saya dulu juga begitu mas. Gaji saya selalu habis sebelum akhir bulan. Akhirnya saya terpaksa meminjam dari teman. Tapi setelah meminjam, rasanya gaji saya semakin tidak cukup. Karena setiap kali gajian, saya kan harus mengembalikan uang yang saya pinjam di bulan sebelumnya. Jadi uang gaji saya berkurang. Akibatnya saya semakin kekurangan mas. Gaji utuh saja tidak cukup, apalagi setelah dipotong untuk membayar utang. Ya semakin berkurang lah mas. Semakin lama, utang saya semakin banyak"

Benar juga, pikir Deni. Pikiran yang sederhana tapi mengandung kebenaran karena seperti itulah yang dialaminya. "Jadi bagaimana caranya melepaskan diri dari lilitan utang?" tanya Deni.

"Waktu itu saya diajari oleh nenek saya. Saya pernah pulang kampung tanpa membawa uang banyak. Waktu itu nenek saya bertanya kemana gaji saya. Saya bilang sudah habis.. Langsung saya dipanggil dan diberi wejangan oleh beliau." katanya.

Nenek saya berkata: "Uang itu seperti air. Air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Kalau tidak dibendung, maka air akan mengalir terus. Seperti sungai. Harus dibendung. Setelah dibendung, maka uang akan berhenti mengalir dan akan mulai bertambah banyak."

Waktu itu saya bertanya: "Bagaimana cara membendungnya?" Nenek saya menjawab tegas:"Prihatin. Bulan depan jangan utang lagi."

"Tapi nanti kurang nek."

"Tidak.", kata nenek. "Begini caranya. Begitu terima gaji, segera lunasi utangmu. Sisanya harus dicukupkan untuk sebulan. Jangan utang. Kamu jangan makan diluar atau jajan. Kalau perlu makan nasi putih dan garam, kecap atau kerupuk saja. Pasti cukup." Lalu saya diajak menghitung berapa uang yang harus saya sisihkan untuk ongkos, berapa untuk beli beras, garam, kecap dan kerupuk, dan lain-lain. Nenek benar-benar meminta saya hidup secara prihatin. Saya tidak boleh naik ojek lagi. Dari rumah saya harus berjalan kaki ke jalan raya tempat saya naik angkutan umum. Pulangnya juga tidak naik ojek karena ojek cukup mahal. Uang saya memang pas-pasan untuk hidup ngirit seperti itu. Tapi memang cukup sih."

"Bulan depannya, saya disarankan untuk melanjutkan hidup seperti itu. Bulan depannya, uang gaji saya sudah mulai ada yang bisa saya sisihkan untuk ditabung. Bulan ketiga saya mulai makan lebih banyak demi menjaga kondisi tubuh saya, bukan lagi dengan garam dan kecap. Tapi dua bulan hidup sederhana telah membuat saya tidak ingin beli apa-apa lagi. Makanan saya cukup sederhana saja. Saya tidak lagi suka jajan. Saya tidak pernah naik ojek lagi. Dari situlah saya mulai bisa menabung mas. Sampai sekarang."

Deni bertanya:"Boleh tahu berapa tabungan kamu? Tapi kalau kamu keberatan menjawab, tidak apa-apa. Tak usah dijawab."

"Tidak apa-apa mas. Tabungan saya hampir enam juta rupiah. Saya ingin menabung untuk biaya pernikahan saya tahun depan mas."

Deni hanya bisa terharu. Yang penting niat. Kalau mau ngirit, pasti bisa. Mengapa uangnya habis terus? Karena pengeluaran Deni cukup besar. Padahal sebenarnya bisa dikurangi. Tapi Deni cenderung memanjakan dirinya. Dia selalu memilih naik ojek. Makan siang selalu di luar, tidak pernah mau membawa nasi atau makanan dari rumah. Pengeluarannya jauh melebihi gaji yang diperolehnya.

Rasa haru campur malu membuat Deni bertekad merubah cara hidupnya. Dia juga ingin membendung uang yang dimilikinya. Dia takkan membiarkan uangnya mengalir terus. Harus segera dibendung. Mulai kapan? Hari ini! Change! Start Today! Start Now!

Lisa Nuryanti

Deep Impact Motivator

Managing Director Expands Training

Kisah Menarik : Kalung Anisa

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia Lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin Memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya. "Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp 15,000.

Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten... "Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki Kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?" Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih..., Ibu" Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya "Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?" "Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !" "Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu... "Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga "Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa. Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?" "Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah?". "Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu." "Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain. Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan.

air mata membasahi pipinya..."Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?" Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya.Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya " Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa..."Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau" Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

Demikian pula halnya dengan Tuhan terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan. Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Tuhan mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Kisah Menarik : Renungkanlah Sebelum Berbuat

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"

Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."


* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.


Hidup adalah anugerah


Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar
- Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.


Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu
- Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.


Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu
-Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu
- Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu
-Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.


Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai
-Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.


Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh
-Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.


Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu
- Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain
-Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.


Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu
-Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.



NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!

Tips : Memulai Usaha Baru

Sikap yang Benar untuk Memulai Bisnis Sendiri

Bukan suatu hal mudah untuk memulai bisnis sendiri, tetapi sebaliknya, juga bukanlah hal sulit untuk dilakukan. Memulai bisnis pribadi merupakan hal yang menakutkan, dan sekaligus menarik. Mengapa? Di satu sisi, hal ini dapat menimbulkan Resiko besar, sedangkan di sisi lain, kesempatan besar dalam kehidupan juga sedang menanti. Oleh karena itu, sangat masuk akal jika Anda menjadi ingin tahu, apa saja sebenarnya, yang terlibat dengan diri Anda pada saat memulai berbisnis, dan apa saja yang bisa membuat langkah bisnis Anda ini bisa sukses.

Berikut ini ada beberapa hal, yang mungkin bisa membantu Anda untuk memikirkannya sebelum terjun langsung membuka sebuah bisnis:

  1. Carilah jalan dari beberapa cara bisnis konvensional, dan cobalah. Di sini Anda tidak harus, dan memang tidak perlu langsung melakukan cara yang benar bukan? So, Business is Learning by Doing, isn't it?
  2. Jadilah orang yang kreatif, fleksibel, inovatif dan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi, dengan mendapatkan informasi tentang pangsa pasar, dan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi, yang sekiranya bisa mempengaruhi pangsa pasar itu.
  3. Apa tujuan pribadi Anda untuk berbisnis sendiri ini? Apa yang Anda kehendaki dalam hidup? Jenis penghasilan seperti apa yang Anda inginkan? Di manakah Anda berada 5 tahun, 10 tahun mendatang? Ini semua bisa menyatakan tujuan pribadi Anda, dan ini bukan hal sepele. Anda harus memiliki dan mengetahui tujuan pribadi yang benar-benar penting bagi Anda, karena perlu Anda ketahui, bukankah bisnis itu sendiri merupakan sesuatu yang menuntut?
  4. Tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda sedang melakukan sesuatu yang ingin dilakukan? Apakah Anda bekerja dengan orang-orang yang memang Anda ingin bekerja sama untuk melakukannya? Apakah menurut Anda, kira-kira pengembalian investasi sudah bisa seperti yang diharapkan? Jika ternyata muncul perasaan tidak senang, tidak "mood", maka bisa jadi Anda tidak akan menjadi pengusaha yang baik dan sukses.
  5. Punyai ide bisnis yang disertai hasrat membara atau "passion" pribadi untuk segera memulai dan mengoperasikannya. Hasrat pribadi ini semestinya menjadi bagian dari apa yang Anda kehendaki dalam hidup. Jika tidak, jangan harap Anda bisa mengubah semua ide Anda menjadi bisnis yang sukses.
  6. Lihat kembali dan pikirkan pengalaman kerja Anda. Pengalaman kerja adalah bagian dari ide bisnis. Jika Anda ingin membuka sebuah bisnis, ada baiknya jika Anda ikut program "on the job training" atau magang kerja lebih dulu di bisnis yang sekiranya Anda inginkan. Seperti di tempat kerja saya dulu, ada program "Apprentice"...ini bisa juga dimanfaatkan.
  7. Harus berusaha memiliki pengetahuan dasar berbisnis, jangan ngawur atau percaya begitu saja "omongan ngawur" tokoh-tokoh bisnis yang sudah jadi milyarder yang sering bilang, bahwa kalau mau bisnis ya jalanin aja gak perlu mikir. Saya jamin pada akhirnya, jika Anda mengikuti begitu saja "anjuran ngawur" itu, maka Anda akan benar-benar mikir belakangan, dan pusing seribu keliling, akibat bisnis Anda hancur, alias bangkrut dengan hutang melimpah. Ingat, pengetahuan dasar berbisnis ini merupakan salah satu pintu masuk untuk memulai bisnis Anda sendiri. Naluri, perasaan, ataupun intuisi bukanlah pengganti untuk pengetahuan. Jadi Anda harus mau belajar mendalami bisnis dengan ilmu pengetahuan.
  8. Bertanyalah pada hati nurani Anda. Apakah Anda ingin mulai membuka bisnis baru itu karena ingin cepat menjadi kaya raya? Apakah Anda ingin cepat menjadi milyarder? Menurut saya, jika Anda ingin memulai bisnis sendiri dengan sikap seperti tersebut, maka itu bukanlah sikap yang benar. Uang memang penting, tetapi itu akan datang kemudian seperti yang Anda inginkan...setelah Anda melakukan usaha keras, tekun, pantang menyerah, dan dengan rasa hasrat membara.
  9. Punyai "inner vision", yang mengarahkan Anda untuk melakukan semuanya dengan sebaik-baiknya! Berikan sesuatu yang dibutuhkan orang. Dengan “inner vision” seperti ini, maka yakinlah Anda akan dihargai orang terus-menerus, meskipun mungkin pada awalnya Anda belum menghasilkan uang yang banyak.
  10. Jika Anda sudah memiliki sikap mau melakukan semuanya dengan sebaik-baiknya, maka ini akan membentuk Anda untuk memiliki komitmen sukses, dan membuat Anda untuk terus melangkah dari keadaan sekarang, untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Dan, pada gilirannya nanti, Anda akan menjadi seorang yang kaya ide, punya visi, dan sanggup menerapkan sesuatu yang lebih baik daripada orang lain, bahkan orang yang mungkin Anda lihat sebagai sosok terbaik pada saat ini.

Nah, rekan-rekan entrepreneur jika Anda bisa melakukan kesepuluh hal di atas tersebut, maka hal itu akan menjadikan Anda sebagai orang yang tidak puas dengan pekerjaan dan hasil kerja yang rata-rata (average), tetapi Anda akan menjadi orang yang puas dengan melakukan pekerjaan dan menghasilkan sesuatu yang besar (superior).

Inilah menurut pengalaman suatu sikap yang penting dan benar ketika Anda mau memulai bisnis pribadi. Dan, jika Anda merasa telah memiliknya, maka Anda memang pantas memulai bisnis pribadi buat masa depan Anda dan keluarga Anda. Jadi, mau tunggu apa lagi?


Salam,

Arief Sedjatie

Sekarjalak Lor

Margoyoso

Kisah Menarik : Belajar Goblok Dari Bob Sadino

Pasti Anda bingun g dengan judulnya, 'goblok' kok dipelajari! Awalnya saya juga bingung, tapi setelah bertemu langsung dengan Om Bob (pangilan akrab Bob Sadino), baru percaya bahwa statement itu benar. Bob Sadino terkenal dengan pengusaha yang 'Nyleneh' gaya dan pola pikirnya. Sejak dari jaman Soeharto, dia terkenal dengan 'kostumnya' yang selalu bercelana pendek. Begitulah cara Om Bob bertemu dengan semua presiden negeri ini. Di kediamannya di kawasan Lebak Bulus sebesar 2 hektar, dia membuat kami pusing dengan statement-statement nya yang super Nyleneh.

Misalnya dia tanya,"Menurutmu kebanyakan orang bisnis cari apa Jay?" Spontan kita jawab,"Cari untung om!" Kemudian Om Bob balik menjawab,"Kalo saya cari rugi!" Dia menjelaskan, kalo bisnis cari untung, apa selamanya untung? Sama juga kalo bisnis cari rugi, apa selamanya rugi? Maknanya adalah, rugi tak perlu ditakuti. Bahkan karyawan Kemchicks (pabrik daging olahan) dan Kemfarms (exportir sayur dan buah) diijinkan untuk berbuat salah. Sampai-sampai ada karyawan yang pernah membuat kerugian US$ 5 juta dan masih bekerja sampai sekarang.

Goblok
atau Pintar?
Trus apa

maknanya belajar 'Goblok'? Bukankah banyak orang pandai tapi tak berhasil dalam usaha atau bahkan melangkahpun tak berani. Om Bob bilang, kalo orang 'goblok' itu tak pandai menghitung, makanya lebih cepat mulai usaha. Kalau orang pinter, menghitungnya 'njlimet', jadi nggak mulai-mulai usahanya. Orang 'goblok' berbisnis tidak berfikir urutan, sedangkan orang pinter, berfikir urut. Orang pintar tidak percayaan dengan orang lain, jadi semuanya mau dikerjain sendiri, seolah tak ada yang dapat menggantikan dirinya. Nah, kalau orang 'goblok', dia akan mencari orang pintar dan harus lebih pintar darinya, untuk menjalankan usahanya. Orang pintar ketemu gagal, cenderung mencari kambing hitam untk menutupi kekurangannya. "Ehm, situasi ekonominya lagi down", atau "Pemerintah nggak mendukung saya", kata orang pintar. Lain hal dengan orang 'goblok', jika ketemu gagal, nggak merasa kalau dia gagal, karena dia merasa sedang 'belajar'. Bahkan Om Bob juga mengatakan bahwa dia sebagai orang 'goblok' tidak melakukan perencanaan usaha, target ataupun mengenal cita-cita. Namun sebaliknya, semua karyawannya harus memiliki target dan perencanaan. Buahnya, orang 'goblok' yang jadi bossnya orang pintar.

Itulah adilnya Tuhan menciptakan orang pintar dan orang 'goblok'. Masalahnya sekarang, siapa yang merasa pintar, siapa yang merasa goblok? Trus, enakan mana jadi orang pintar atau orang 'goblok'? Jika Anda semakin bingung dengan tulisan saya, artinya bagus, berarti Anda mulai ....Goblok! Kalau Anda emosi , berarti Anda pintar. Itu juga kata orang Om Bob lho..! Filosofi 'goblok' Bob Sadino dia ibaratkan seperti air sungai yang sedang mengalir. Ketemu batu di depan, ya belok kanan atau belok kiri. Namun seperti air di sungai, kitapun harus siap dikencingi, dibuangi sampah dan kotoran-kotoran yang lain. Jadi, pilih mana? GOBLOK atau PINTAR?
"Pengusaha tak harus pintar dalam segala hal. Tapi harus pintar mencari orang pintar"

Kisah Menarik : Sebuah Renungan Buat Kita

Dua orang memasuki sebuah bukit untuk memadamkan satu kobaran api. Setelah satu jam, mereka keluar dan kembali berpapasan. Seorang dengan muka penuh cemong alias kotor berjelaga. Seorang yang lain wajahnya bersih seperti sedia kala.

Pertanyaannya: Siapakah orang yang akan bergegas menuju danau untuk membersihkan diri?

Jawaban yang paling umum adalah: yang kotor berjelaga. Alasannya, pertama karena merasa kotor dan perlu membersihkan diri, kedua pasti orang yang bermuka bersih akan menunjukkan kekotoran muka partner-nya.

Boleh saja! Namun sebuah kearifan berpendapat lain. Orang yang wajahnya kotor, akan merasa bersih karena melihat rekannya dalam keadaan bersih, sehingga merasa tidak ada perlunya membersihkan diri. Orang yang bermuka bersihlah yang akan merasa harus pergi membersihkan diri, karena ia merasa kotor dengan melihat wajah kotor partner-nya. Setidak-tidaknya ia akan mengajak partnernya itu untuk bersama-sama membersihkan diri.

Dan kehidupan mencerminkan cerita ini. Harus dengan upaya kuat untuk memengertikan orang dalam membersihkan dirinya. Semua saling menunggu: istri menunggu suami; suami menunggu istri; orang tua menunggu anak; anak menunggu orang tuanya; tetangga, sahabat, rekan dan kolega saling menunggu. Tak ada yang memutus rantai penungguan ini.
Dan orang-orang berhati baik mungkin harus mencontoh kearifan dalam cerita ini: mulailah kebaikan dari dirimu sendiri! Mempersyaratkan pembersihan kepada pihak lain yang belum mengerti adalah pemborosan waktu dan kesia-siaan.

salam sejahtera

indar_jkt

Kisah Teladan : Beranikah Kita Berkata "Cukup"

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata
"cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang.

Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"

Best regards,

Ninik Hermin Felani

Simprug - Jaksel

Tambahmulyo - Gabus

Kisah Menarik : Gaji Tinggi Bukanlah Segalanya

Mengapa perputaran karyawan tinggi walaupun remunerasinya di atas rata-rata? Uangkah pemicunya? Atau ada faktor lain yang menentukan kesetiaan mereka?

Akhir tahun lalu, Lesmana, seorang teman lama yang ahli dalam pengembangan bisnis telekomunikasi mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan multinasional untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia ...
Dia tertarik dan memutuskan untuk bergabung. Dia telah banyak mendengar tentang pimpinan perusahaan ini, yang sering diberitakan sebagai pemimpin visionaris dan legendaris.

Gaji Lesmana besar, perlengkapan kantornya mutakhir, teknologinya canggih, kebijakan SDM-nya pro-karyawan, kantornya megah di daerah segitiga emas, bahkan kantinnya menyajikan makanan yang lezat dan murah. Dua kali dia dikirim keluar negeri untuk pelatihan. "Proses pembelajaran saya adalah yang tercepat di sini,"kata Lesmana "Sungguh menakjubkan bekerja dengan dukungan teknologi mutakhir seperti di perusahaan ini".

Siapa nyana dua minggu lalu, belum genap tujuh bulan bekerja di perusahaan itu, dia mengundurkan diri. Lesmana belum mendapatkan tawaran pekerjaan lain, tapi dia tidak sanggup lagi bertahan di sana.

Belakangan, sejumlah karyawan di divisi yang sama dengannya ikut resigned. Direktur utama perusahaan itu pun merasa tertekan karena perputaran (turnover) karyawan sangat tinggi. Cemas memikirkan biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk alokasi dana pelatihan karyawan. Ia juga bingung lantaran tidak tahu apa gerangan yang terjadi. Mengapa karyawan yang bertalenta bagus ini mengundurkan diri, padahal gajinya sudah cukup tinggi?

Lesmana resigned karena beberapa alasan. Alasan ini juga yang menyebabkan sebagian besar karyawan lain yang bertalenta tinggi akhirnya mengundurkan diri.

Beberapa survey membuktikan bahwa jika anda kehilangan karyawan berbakat, periksalah atasan langsung mereka.

Si atasan adalah alasan utama karyawan tetap bekerja dan berkembang dalam suatu perusahaan.

Namun dia jugalah yang menjadi alasan utama mengapa para karyawan berhenti dari pekerjaannya, membawa pergi pengetahuan, pengalaman dan klien mereka.
Bahkan tidak jarang selanjutnya secara terang-terangan berkompetisi dengan perusahaan bekas tempatnya bekerja.

"Karyawan meninggalkan manajernya bukan perusahaannya, "kata para ahli SDM. Begitu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk tetap mempertahankan karyawan berbakat, baik dengan memberikan gaji lebih tinggi, bonus ekstra maupun pelatihan mahal. Namun pada akhirnya, perputaran karyawan kebanyakan disebabkan oleh manajer/pimpinannya , bukan oleh hal lain.

Jika anda mengalami masalah turnover, maka pertama-tama periksalah kembali para manajer anda. Apakah mereka biang keladi yang membuat para karyawan tidak betah?

Pada tahap tertentu, karyawan tidak lagi melihat jumlah uang yang ia dapatkan, tapi lebih kepada bagaimana mereka diperlakukan dan seberapa besar perusahaan menghargai mereka..

Kedua hal ini umumnya tergantung dari sikap para pimpinan terhadap mereka. Dan sejauh ini, bekerja dengan atasan yang buruk sering dialami oleh para karyawan yang bekerja dengan baik.

Survey majalah Fortune beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa 75% karyawan menderita karena berada di bawah atasan yang menyebalkan. Dari seluruh penyebab stress ditempat kerja, seorang atasan yang jahat mungkin adalah hal yang terburuk, yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja dan mental para karyawan.

Simak saja kisah yang dikutip langsung dari "medan perang" ini.

Mulya seorang insinyur, masih bergidik saat membayangkan hari-hari dimana ia dimaki-maki bos di depan staf lainnya. Atasannya itu sering menghina dengan kata-kata yang kasar. Waktu menghadapi hal menakutkan itu, Mulya praktis tak punya nyali untuk menjawab. Ia kembali ke rumah dengan perasaan tidak keruan dan mulai menjadi kasar seperti sang atasan. Bedanya kekesalan ini dilampiaskan ke istri dan anak-anaknya, kadang juga ke anjing peliharaannya. Lambat laun, bukan pekerjaan Mulya saja yang kacau balau, pernikahan dan keluarganya pun hancur berantakan.

Nasib Agus juga setali tiga uang. Menceritakan "penyiksaan" yang dilakukan oleh bosnya gara-gara ada perbedaan pendapat yang tidak terlalu penting antara keduanya. Atasan Agus benar-benar menunjukkan rasa tidak suka terhadapnya. Ia tidak lagi diikut-sertakan dalam pengambilan keputusan. "Bahkan dia tidak lagi memberikan saya dokumen maupun pekerjaan baru," keluh Agus. "Sangat memalukan duduk di depan meja kosong tanpa tahu apapun dan tidak seorangpun yang membantu saya". Lantaran tidak tahan lagi, lalu Agus mengundurkan diri.

Para ahli SDM mengatakan, dari segala bentuk kekerasan, tindakan memperlakukan karyawan ditempat umum adalah yang terburuk.

Pada awalnya, si karyawan mungkin tidak langsung mengundurkan diri, akan tetapi pikiran itu sudah tertanam. Jika kejadian terulang lagi, pikiran tersebut akan semakin kuat. Dan akhirnya, pada kejadian yang ketiga, karyawan itu akan mulai mencari pekerjaan lain.

Ketika seseorang tidak bisa membalas kemarahannya, ia akan melakukan pembalasan "pasif".

Biasanya dengan cara memperlambat pekerjaan, berleha-leha, hanya melakukan pekerjaan yang disuruh atau menyembunyikan informasi penting. "Jika anda bekerja untuk orang yang menyebalkan, pada dasarnya anda ingin orang itu mendapat kesulitan. Jiwa dan pikiran kita tidak menyatu lagi dengan pekerjaan kita," papar Agus.

Para manajer bisa menekan bawahan melalui beragam cara. Misalnya dengan mengontrol bawahan secara berlebihan, curiga, menekan, terlalu kritis, bawel dan sebagainya.

Namun para atasan tersebut tidak sadar bahwa karyawan bukan merupakan aset tetap, mereka adalah manusia bebas.

Jika ini terus berlanjut, maka seorang karyawan akan mengundurkan diri, walau tampaknya cuma karena masalah sepele saja.

Bukan pukulan ke-100 yang menjatuhkan seseorang, tapi 99 pukulan yang diterima sebelumnya.

Memang benar, karyawan meninggalkan pekerjaannya karena bermacam alasan untuk kesempatan yang lebih baik atau kondisi yang tidak memungkinkan lagi. Namun banyak yang semestinya tetap tinggal jika tidak ada satu orang (seperti atasan Lesmana) yang terus-menerus mengatakan,

"Kamu tidak penting, saya bisa dapat lusinan orang yang lebih baik dari kamu!".

Kendati tersedia segudang pekerjaan lain (terlebih dalam keadaan pengangguran tinggi sekarang ini), bayangkanlah sesaat, berapa biaya atas hilangnya seorang karyawan yang bertalenta tinggi.

Ada biaya yang harus dibayar untuk mencari pengganti, ada biaya pelatihan bagi pengganti karyawan tersebut. Belum lagi akibat yang ditimbulkan karena tidak ada orang yang mampu melakukan pekerjaan itu saat calon pengganti sedang dicari, kehilangan klien dan kontak yang dibawa pergi karyawan yang hengkang, penurunan moral karyawan lainnya, hilangnya rahasia penjualan dari karyawan tersebut yang seharusnya diinformasikan ke karyawan lainnya, dan yang terutama turunnya reputasi perusahaan. Lagi pula, setiap karyawan yang pergi, bagaimanapun juga akan menjadi "duta" untuk mewartakan hal yang baik maupun yang buruk dari perusahaan itu.

Kita semua tahu suatu perusahaan telekomunikasi besar yang orang-orang ingin sekali bergabung, atau suatu bank yang hanya sedikit orang ingin menjadi bagiannya. Mantan karyawan kedua perusahaan ini telah keluar untuk menceritakan kisah pekerjaannya.

"Setiap perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan harus memikirkan cara untuk mengikat jiwa setiap karyawannya, " kata Jack Welch mantan orang nomor satu di General Electric.

Umumnya nilai suatu perusahaan terletak "diantara telinga" para karyawannya.

Karyawan juga manusia, punya mata, punya hati, punya pikiran dan punya rasa malu serta harga diri .....


JUNIUS LEE,CEO & Managing Consultant
JCI Kimberley Executive Search International
(Recruitment Consultants)