Senin, 24 Agustus 2009

Komparasi Engine Cleaner Buat Motor

Durabilitas sebuah mesin pada sepeda motor dipengaruhi soal perlakuan dan pemeliharaan terhadap mesin itu sendiri. Nah salah satunya, perawatan di area seher dan jeroan yang ada di kepala silinder.

Tapi bagi sebagian bengkel umum, servis besar kadang dinilai kurang praktis lantaran sang mekanik harus membuka bagian kepala silinder. Alhasil, tak sedikit di antara bengkel-bengkel tersebut yang mengandalkan engine conditioner (EC) sebagai pengganti ritual ‘buka-bukaan’ itu. Suit-suit!

Memang enggak salah, mengingat fungsi EC itu sendiri adalah cairan yang berguna untuk mengangkat kerak sisa hasil pembakaran di ruang bakar. Jadi sudah selayaknya kalau cairan itu dinilai lebih praktis dan efisien.

Tapi ada pertanyaan muncul! Semampu apa sih cairan itu mengusir kerak di perut kuda besi? Mengingat saat proses penyemprotan mesinnya enggak dibuka, jadi tak ada yang tahu sebersih apa ruang bakar sehabis EC digunakan? Betul juga!

“Pastinya, kalau bicara bersih pasti bersih, sebab dalam EC terdapat kandungan pengangkat kerak pada permukaan metal seperti kepala silinder. Tapi ya itu, enggak tahu seberapa bersih!” beber Bekti dari bengkel Cahaya Motor.

Penasaran? Di pasaran ada berbagai merek EC jenis spray yang dijual mulai buatan lokal, sampai luar negeri. Harganya dari Rp 30-60 ribuan. Biar tak penasaran, Tim OTOMOTIF langsung tes komparasi pada tiga produk EC.

Ke-3 produk ini mewakili permintaan pasar yang terbagi jadi beberapa kategori; produk paling murah, mahal dan paling diminati bengkel umum.

Berdasarkan hal itu, didapat tiga nama; DCS, GZox dan STP Carb Cleaner. Oh ya, buatan STP memang diklaim untuk pembersih karburator. “Tapi di bagian belakangnya tertera juga cara pemakaian buat membersihkan ruang bakar. Jadi bisa juga dong,” beber Hartanto dari gerai oli Cahaya Maju di Jl. Sukarjo Wiryopranoto No.67, Jakbar.

Metode Pengetesan

Biar hasilnya jelas, pengetesan diberlakukan sama pada tiap motor. Di mana tiap merek dijatahin satu motor yang berkriteria; mesin kondisi standar, jarak tempuh di atas 15 ribu km, belum servis besar berikut ganti oli mesin selama 2 bulan. Jadi cukup fair ya!

Pengujiannya, pertama cairan EC disemprot ke ruang bakar lewat lubang busi selama 3 detik. Lalu motor dihidupkan selama 7 menit sembari putaran esin dipatok 5.000 rpm. Terus bagian head dibuka dan dibersihkan lap kain kering sebanyak satu kali usap.

Hasil Pengetesan

Dari data yang didapat, terlihat tiga produk itu punya kemampuan yang hampir setara untuk mengangkat kerak di bagian bibir squish kepala silinder.

Label DCS mampu mengangkat kerak yang agak tebal di bagian klep in, namun tak merata di semua permukaan bibir cylinder head. Sedang GZox, dapat melakukan hal serupa secara merata pada kerak yang terbilang tipis saja. Disusul STP yang kemampuannya hampir sama dengan label Gzox.

Kesimpulan

Meski EC terbukti mampu mengusir kerak yang ada di ruang bakar, namun disarankan kalau penggunaannya hanya sekadar perawatan mesin yang bersifat skunder, atau selingan di saat sebelum masa waktu servis besar tiba.

Bisa begitu karena cairan EC hanya mampu membersihkan kerak halus di seputar bibir squish. “EC gak bisa ngangkat kerak sisa pembakaran yang sudah tebal, jadi tetap lebih bersih servis besar dengan cara konvensional,” tutup Bekti yang bukan Indra Bekti ini.

Efek Samping

Cairan EC terhadap komponen metal tak ada efek samping. Selain itu, Bekti menambahkan, satu-satunya efek samping yang tampak, asap tebal yang keluar dari knalpot karena cairan EC bersifat flammable.

“Tapi, jangan keseringan dipakai karena cairan EC bisa merusak material plastik atau karet seperti sil klep,” wanti mekanik bertubuh kurus ini

Sumber : Otomotifnet.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar