Senin, 10 Agustus 2009

Tips Deteksi Dini Kompresi Menurun

Mesin dengan pembakaran dalam seperti dapur pacu sepeda motor, sangat memerlukan kompresi yang baik agar kerjanya sempurna. Kompresi bagus, membuat tendangan piston optimal ketika terjadi pembakaran di dalam ruang bakarnya. Nah, kalau kompresi ini menurun tentu kinerja tunggangan tak optimal. Ingin tahu kondisi kompresi mesin? Ada cara mudah mendeteksi, tanpa bongkar mesin, dengan mengetahui gejalanya.

ASAP HITAM
Baik mesin empat langkah maupun dua langkah memerlukan kompresi baik agar mesin bekerja sempurna. Nah, kali ini akan dibahas soal kompresi menurun pada mesin empat langkah.

Pada pistonnya, terdapat ring piston berupa ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi biasanya terdiri dari cincin dengan sisi padat sementara ring oli pada cincinnya terdapat lubang untuk mengalirkan oli ke dinding silinder. Nah, kompresi menurun bisa disebabkan oleh ring kompresi yang sudah aus.

Jika kompresi sudah menurun, akan terjadi gejala abnormal saat tunggangan dikendarai. Mungkin kalau jalan datar tidak terlalu terasa perubahannya, namun ketika digunakan di jalan menanjak cukup panjang, tentu akan terasa tenaga motor berkurang dari biasanya .

Hal ini disebabkan terjadi kebocoran dari tekanan yang seharusnya dibuat oleh piston pada kubah ruang bakar. Nah, ketika terjadi ledakan karena terpercik api dari busi, tak seluruh gas ledakan tersebut menekan piston kembali ke bawah, beberapa gas hasil pembakaran itu ada yang lolos langsung ke saluran buang, atau ke bagian bawah piston.

Menurut Ade Rahmat dari OSS di Jln Panjang, bisa juga dilihat dari businya, “Jika busi hitam , bisa jadi pertanda kompresi menurun, tentu disertai tenaga menurun,” ujarnya.

Begitu pun dari saluran buang, mirip settingan karburator kebanyakan bensin, asap hitam pun keluar dari knalpot. Namun bedanya, tak tercium bau bensin mentah yang umumnya terjadi kalau settingan terlalu banjir. Asap hitam, namun bensinnya sudah terbakar oleh busi, hanya tidak sempurna.

Coba juga mengengkol motor untuk menghidupkan mesinnya. Akan terasa lebih enteng, karena piston tak mendapatkan kompresi yang cukup kala diengkol.

Ketika kompresi sudah menurun, diengkol sekali saja tidak akan langsung membuat mesin menyala, mesti dicoba diengkol berulang-ulang.

Sumber : Otomotifnet.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar