Senin, 30 November 2009

Komparasi Knalpot Aftermarket Absolute Revo 2009

Wajar aja kalau Muhammad Rani merasa bingung memilih knalpot racing buat mendongkrak performa Honda Absolute Revo 2009 kesayangannya yang baru ditebus sebulan lalu.

Kenapa? Karena seperti diulas di OTOMOTIF edisi No.26/XIX (pekan lalu), sudah ada sekitar 4 knalpot yang beredar di pasaran dengan desain dan harga yang bervariasi.

“Bingung tentuin knalpot apa yang cocok dan pas buat motor ini. Soalnya selain harganya terjangkau, modelnya juga menarik semua, sih,” aku pria asal Tangerang, Banten ini.

Nah biar enggak bingung lagi, akan dibeberkan hasil pengetesannya menggunakan dynojet milik tim balap Bintang Racing Tim (BRT) di Cibinong, Jabar. Keempat knalpot tersebut adalah 3D1, Ahau, AHRS F3 dan Kwangen Exhaust (KE) .

Metode Pengetesan
Sebelum tunggangan berkapasitas ruang bakar 110 cc ini dipasang knalpot racing, terlebih dulu dinaikkan ke meja dynojet dengan kondisi masih standar. Hasil yang diperoleh, power maksimal menunjukkan 6,60 dk/7.000 rpm dan torsi maksimalnya 4,08 Nm/5.400 rpm (1 Nm = 0,737562 lb ft).

Selanjutnya, setelah peranti penyalur gas sisa pembakaran tipe racing itu dipasang, masing-masing produk punya kesempatan 5 kali run untuk dites guna menunjukkan hasil yang paling bagus. Lalu selain melakukan pengetesan terhadap kenaikan power dan torsi, juga dilakukan analisa Air Fuel Ratio (AFR) (gbr.3).

“Analisa ini untuk mengetahui perbandingan udara dan bahan bakar setelah menggunakan knalpot racing tersebut. Dari sini akan diketahui apa yang mesti dilakukan terhadap pilot maupun main jet,” ujar Suar, mekanik sekaligus operator mesin dynojet BRT (hasil tesnya, lihat tabel).

3D1
Dari grafik hasil dyno, peranti seharga Rp 200 ribu ini powernya terlihat meningkat mulai dari putaran bawah, tengah sampai atas (lebih merata). Sehingga diperoleh power maksimal sebesar 7,59 dk/8.400 rpm dengan torsi puncak pada 4,05 Nm/5.400 rpm. Dibanding standarnya, ada peningkatan power sekitar 0,99 dk.

AHRS F3
Penerus gas buang yang dibanderol Rp 245 ribu ini, powernya semakin melonjak setelah di putaran 8.000 rpm. Tapi setelah itu mulai turun perlahan-lahan setelah 8.800 rpm.

Power maksimal yang diperoleh 7,57 dk/8.400 rpm, sedangkan torsinya 4,05 Nm/5.400 rpm. Ini menunjukkan power bertambah sebesar 0,97 dk.

Ahau
Bagi motormania yang berminat dengan produk ini, siapkan dana Rp 200 ribu untuk menebusnya. Hasil pengujian yang diperoleh, tenaga yang mampu dihasilkan 7,46 dk/8.000 rpm, sedang torsinya 4,10 Nm/5.400 rpm. Berarti ada kenaikan power 0,86 dk.

Kwangen Exhaust (KE)
Meskipun modelnya berbeda dari kompetitornya, knalpot seharga Rp 350 ribu ini mampu mencapai power maksimal pada 7,51 dk/8.400 rpm dan torsi 4,10 Nm/5.400 rpm. Sesuai hasil tes, power knalpot ini meningkat sekitar 0,91 dk.

Analisa AFR
3D1: Untuk hasil terbaik, pilot jet dinaikkan 1 step
AHRS F3 : Lebih maksimal jika pilot dan main jet naik 1 step
Ahau : Akan lebih nendang bila pilot jet naik 1 step, main jet standar
KE : Pilot dan main jet jugamesti dinaikkan 1 step

3D1: 021-7520406
AHRS: 021-77820649
Ahau: 021-87710836
KE: 0878-82238085
Knalpot Power Torsi
standar 6,60 dk/7.000 rpm 4,08 nm/5.400 rpm
3D1 7,59 dk/8.400 rpm 4,05 nm/5.400 rpm
AHRS F3 7,57 dk/8.400 rpm 4,05 nm/5.400 rpm
Ahau 7,46 dk/8.400 rpm 4,10 nm/5.400 rpm
Ke 7,51 dk/8.400 rpm 4,10 nm/5.400 rpm

Sumber : Otomotifnet.com

1 komentar: