Rabu, 15 Juli 2009

Komparasi Pertamax vs Additive

Perbaikan kualitas bensin, selalu jadi salah satu jargon promosi para pedagang cairan additive. Kata lainnya, dengan pengaplikasikan cairan ter¬sebut, efek yang ditimbulkan adalah membuat proses pembakaran jadi lebih sempurna. Karena memperbaiki mutu bahan bakar (Premium jadi setara Pertamax). Ujung-ujungnya adalah soal pengiritan bahan bakar.

Terus apa bedanya dengan meng¬aplikasi langsung Pertamax yang notabene oktannya lebih tinggi? Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami coba membandingkan efek yang ditimbulkan baik saat memakai Pertamax dan Premium dicampur cairan additive.

“Seberapa besar pengiritan bahan bakar yang dicapai, bila kita langsung ganti aliran dari bensin murni ke Pertamax atau ke bensin yang dicampur cairan additive?” jelas Mr. Testo.

Alat tes yang dipakai, Suzuki Skywave keluaran 2008 yang sudah pakai CDI racing XP 202. Metode pengetesannya, skutik itu digeber langsung menempuh jarak 15,5 km, dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam dan bobot Mr. Testo 65 kg.

Bahan bakar dipakaikan se¬ca¬ra bergantian. Caranya de¬ngan memasukkan 500 ml ke dalam ta¬bung infus yang alirannya lang¬sung masuk ke karburator.

“Agar ruang bakar bersih dari efek yang ditimbulkan saat pemakaian Pertamax atau Premium bercampur additive, maka setiap pergantian bahan bakar motor dibiarkan tetap menyala selama 10 menit. Tentu Premium murni yang dipakai buat proses tersebut,” kata Mr. Testo.

Saat pengetesan awal meng¬gunakan Premium, dari 500 ml yang ada di tabung infus terpakai 290 ml. Dengan perhitungan jarak tempuh: bensin terpakai didapat pemakaian bensin 1 liter untuk 53,4 km.

GO-100
Aturan pakai cairan produk lokal dalam kemasan botol 10 ml ini adalah cukup 2-3 tetes untuk 1 liter bensin. Dalam urusan pindah aliran secara langsung, pakai cairan yang berbanderol Rp 20 ribu ini, Skywave bisa menjelajah 15,5 km dengan pemakaian bensin 260 ml (hitung-hitungannya jadi 59,6 km/l).

“Pengiritannya bisa mencapai 11,6%. Untuk urusan mesin, eng¬gak ada bedanya dengan pakai Premium,” ungkap Mr. Testo.

Pada pemakaian Pertamax, selain pengiritan 7,5% juga didapat reaksi mesin lebih res¬ponsif. Sementara saat pakai additive, tarikannya mirip-mirip saat pakai Premium. Hanya saja, didapat pengiritan konsumsi bahan bakar.

Oh ya tiap additive bisa dipakai untuk 100 liter bensin. Mau tau penghematan (dari segi biaya) yang terjadi bila pakai masing-masing produk itu dalam 100 liter pemakaian bahan bakar? Nih, hitungannya.

Pertamax
Bensin berwarna biru ini kan¬dungan oktannya 92 dan saat ini per liternya dijual Rp 6.800. Saat Skywave digeber langsung, sisa Pertamax di dalam tabung infus 230 ml (dari 500 ml).

Dengan demikian, angka 57,4 km bisa tercapai untuk pemakaian 1 liter Pertamax. “Meski pengiritannya hanya 7,5%, pakai Pertamax tarikan motor terasa lebih enteng,” tutur Mr. Testo.

Autobless
Untuk 1 ml cairan impor dari Amerika dalam kemasan 20 ml ini, dapat digunakan pada 5 liter bensin. Dengan pemakaian langsung ke Skywave, additive yang dihargai Rp 25 ribu ini menyedot bensin dalam tabung infus sebanyak 250 ml (dari 500 ml). Jadi jarak yang bisa ditempuh dengan mengandalkan 1 liter bensin campur Autobless adalah 62 km.

“Performa mesin masih terasa sama seperti pakai Premium. Walau demikian hitungan per¬sentase pengiritannya bisa sampai 16,1%,” jelas Mr. Testo.

Kesimpulan
Walau uji coba dilakukan secara langsung mengganti ba¬han bakar yang biasa dipakai Skywave, tetap saja ada efek pengiritan yang terjadi.

Sumber : Otomotifnet.com

ps. Hati-hati dalam pemakaian additive dalam jangka panjang. Berdasarkan pengalaman dari teman di HVCer dan pengguna Vario yang lain, biasanya menyebabkan pengendapan kotoran di injektor/karburator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar